Selama dua pekan ini, sejumlah daerah di Probolinggo diserang oleh ulat bulu. Ulat bulu itu menyerbu pohon mangga yang menjadi buah khas Probolinggo dan memakan seluruh daunnya hingga gundul.
Daun gundul ini disebabkan fase kehidupan ngengat ini di mana untuk mempersiapkan fase kepompong, ulat bulu memakan dedaunan dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga serangan ulat bulu ini menyebabkan panen mangga mundur. Bahkan memerlukan waktu setidaknya satu musim mendatang untuk bisa panen.
Menurut dugaan pemicu munculnya ulat bulu ini disebabkan musim hujan yang berkepanjangan, terutama temperatur lingkungan dan letusan Gunung Bromo sehingga kemungkinan bermigrasi. Dinamika populasi karena ekosistem yang terganggu dan berkurangnya predator alami spesies ini seperti burung, parasitoid dan lebah serta predator lainnya. Selama ini jumlah ulat bulu terkendali akibat kehadiran pemangsa.
Pakar IPB menyarankan dalam menanggulangi ulat ini perlu diperhatikan siklus hidupnya, di mana ngengat ini akan menghasilkan telur yang akan menetas menjadi ulat. Dalam beberapa hari, ulat akan bermetamorfosis dengan berubah menjadi kepompong dan akhirnya berkembang menjadi kupu-kupu. Ngengat ini memiliki musuh alami lain yaitu parasitoid yang hidup sebagai parasit di tubuh larva ngengat itu.
Parasitoid ulat bulu yang terkenal adalah bracoind dan apanteles. Kepompong ulat yang terinfeksi parasitoid tersebut tidak dapat berkembang menjadi ngengat sehingga populasi serangga itu terkendali dan mencegah terjadinya ledakan populasi ulat bulu.
Pakar ini menyarankan agar pada saat kepompong, masyarakat mengambil kepompongnya, memasukkan dalam botol aqua dan memperhatikan perubahannya. Jika kupu-kupu supaya dimusnahkan tapi kalau predator dilepaskan sehingga memperbanyak musuh alami, maka populasi ngengat ini semakin berkurang. Di samping itu menggunakan perangkap lampu UV dan penggunaan perangkap feromon seks.
Sumber : Editorial Sinartani
16 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar