16 Maret 2011

PRODUKSI PADI JAWA BARAT HARUS NAIK


Kementerian Pertanian RI menginstruksikan agar produksi padi Jabar pada 2011 naik 7,7% dari produksi tahun lalu sebesar 11,7 juta ton atau mencapai 12,556 juta ton. Langkah itu harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian RI, Ato Suprapto mengatakan, pemerintah kini berupaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan begitu, produksi padi nasional pada 2011 ditargetkan bisa mencapai 70,6 juta ton atau ada kenaikan 7% dibanding tahun sebelumnya. 

"Kalau naik 7% Jawa Barat itu harus naik produksinya pada tahun 2011 menjadi 12,556 juta ton padi dengan produktivitas rata-rata harus 6,6 ton setiap hektare," katanya. 

Ia menyebutkan, produksi padi pada 2010 berdasarkan angka ramalan sementara (asem) mencapai 11,7 juta ton. Sehingga untuk mencapai target menjadi 12,556 juta ton ada penambahan produksi sekitar 900 ribu ton. Begitu juga dengan produktivitasnya dari yang tadinya 5,7 ton/ha menjadi 6,6 ton/ha. 

Dalam hal ini pemerintah akan memberikan stimulus berupa bantuan pupuk, benih, pendampingan, dan bantuan lainnya untuk mendorong produksi, sekaligus produktivitas pertanian Jabar. Namun demikian untuk besaran dana yang dibutuhkan belum diketahui. 

"Semua komponen harus bersama sama untuk mewujudkan 12,556 juta ton itu," katanya. 

Ia pun mengatakan, litbang diminta merekomendasikan teknologi yang dianjurkan untuk digunakan kabupaten/kota. Misalnya varietas unggul apa saja yang direkomendasikan litbang, begitu juga pupuknya, apakah pupuk tunggal digabung atau menggunakan pupuk majemuk NPK dengan pupuk organik setiap kabupaten/kota. Teknologi ini akan dikawal penyuluh secara ketat. 

Mengenai tugas kepala dinas di tingkat provinsi, ia menyebutkan, mengidentifikasi dan menetapkan jumlah sawah yang ada di provinsi ini. Misalnya dirinci menurut tipe irigasi, berapa lahan irigasi tekhnis, berapa lahan setengah teknis, dan berapa lahan tadah hujan. 

"Perum Jasa Tirta (PJT) menjamin ketersediaan air untuk mendukung peningkatan produktivitas ini. Cuma air yang digelontorkan PJT ini diminta untuk disinkronkan dengan jadwal tanam petani, sehingga air yang disalurkan dapat dimanfaatkan petani. Dan harus ada pertemuan rutin," katanya.

Begitu juga dalam hal ketersediaan benih dan pupuk. Saat petani melakukan penanaman pupuk tidak boleh menjadi barang langka. Selain itu, petugas pengendali organisme tumbuhan bersama penyuluh perlu mengawal ketat penyakit tumbuhan. 

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jabar, Endang Suhendar mengaku optimistis Jabar akan mampu mengejar target penaikan produksi 12,6 juta ton padi pada tahun ini. Pasalnya akan ada penambahan areal pertanian padi di sejumlah kawasan, antara lain pada kawasan milik Perum Perhutani Unit III Jabar-Banten. 

Ia menyebutkan, ada 28.000 hektare lahan di areal milik Perhutani yang dapat dijadikan areal tanaman padi. "Saat ini saja sawah eksisting di jabar mencapai 980.000 hektare," katanya.


Sumber : Galamedia

0 komentar: