Pengamatan
tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan
secara histologi. Pengamatan secara
morphologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan
pengamatan secara histologi hanya dapat dilakukan di laboratorium dan sangat
memerlukan peralatan yang canggih serta teliti dan memerlukan dana yang cukup
besar.
Bila
pengamatan dilakukan pada testes maka yang diamati adalah bentuk testes dan
kedua sisinya, ukuran (panjang dan diameter ) testes, perbandingan panjang
testes dan rongga tubuh, warnanya serta pembuluh darah pada permukaan testes. Demikian juga halnya bila pengamatan dilakukan
pada ovari tetapi yang perlu diamati lagi adalah diameter beberapa butir telur.
Saat
pertama ikan mempunyai kemampuan bereproduksi (kematangan seksual ) dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Terdapat perbedaan
antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang sama. Secara umum dapat
dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu
hidup yang pendek akan mencapai kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada
ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar.
Dalam Biologi Perairan pencatatan perubahan atau tahap
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang
melakukan melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan TKG akan didapatkan
informasi, kapan satu jenis memijah, baru memijah atau sudah memijah. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama
gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya,
apalagi spesies tersebut tersebar pada pada lintang yang perbedaanya lebih dari
5 derajat.
Tingkat
kematangan gonad ialah tahapan perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan
memijah. Semakin meningkat kematangan
gonadnya, telur dan sperma ikan semakin berkembang. Selama proses reproduksi, sebagian energi
dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum
sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan
berlangsung sampai selesai.
Kematangan
gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum dan
sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk
perkembangan gonad. Bobot gonad ikan
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai.
Pertambahan
bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10 – 25
persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5 – 10 persen. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa semakin bertambahnya tingkat kematangan gonad, telur yang ada
dalam gonad akan semakin besar. Pendapat ini diperkuat oleh Kuoet al. (1979) bahwa
kematangan gonad pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata
telur dan pola distribusi ukuran telurnya. Secara garis besar perkembangan gonad ikan
dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan
menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan menetas
hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai
dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap berjalan
normal. Lebih lanjut dikatakan bahwa
kematangan gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
luar dan faktor dalam. Faktor luar
antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam antara
lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya.
Ukuran,
berat gonad dan garis tengah telur bervariasi sesuai dengan kondisi tingkat
kematangan gonad ikan betina. Terjadinya
perbedaan awal mula suatu individu ikan mengalami matang gonad disebabkan oleh
umur, ukuran dan faktor fisiologis ikan itu sendiri. Indeks Kematangan Gonad
antara satu spesies ikan dengan spesies lainnya akan saling berbeda. Hal ini
disebabkan karena indeks kematangan gonad suatu spesies ikan dipengaruhi oleh
berat gonad dan berat tubuh ikan itu sendiri. Selanjutnya dia menambahkan pada
ikan betina nilai Indeks kematangan gonad lebih besar dibandingkan dengan ikan
jantan dan ikan dengan indeks kematangan gonad 19 % ada yang sanggup
mengeluarkan telur. Pengukuran indeks
kematangan gonad dihitung dengan cara membandingkan berat gonad terhadap berat
tubuh ikan dengan rumus :
IKG = (Bg : Bt ) x 100 %
Di mana : IKG = Indeks kematangan gonad
Bg = Berat gonad (g)
Bt = Berat tubuh (g)
Dasar
yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi
adalah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang
dapat dilihat. Kesteven membagi tingkat kematangan gonad dalam beberapa tahap
yaitu:
a. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan
di bawah tulang punggung, testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna
sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
b. Dara Berkembang. Testis dan ovarium jernih, abu-abu
merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur
satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
c. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya bulat
telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang ke
bagian bawah. Telur dapat terlihat
seperti serbuk putih.
d. Perkembangan II. Testis berwarna putih
kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna
oranye kemerah-merahan. Telur dapat
dibedakan dengan jelas, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisis kira-kira dua pertiga ruang
bawah.
e. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah.
Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur
bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih dan masak.
f. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan
sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur berwarna jerinih dengan beberapa
yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.
g. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali,
tidak ada telur yang bulat telur.
h. Salin. Testis dan ovarium kosong dan
berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
i. Pulih Salin. Testis dan ovarium berwarna jernih,
abu-abu merah.
Sedangkan pengamatan
tingkat kematang gonad menurut Nikolsky (Bagenal & Braum (1968) dalam
Effendie, 1997) yaitu :
a. Tidak Masak. Individu masih belum berhasrat
mengadakan reproduksi. Ukuran gonad kecil.
b. Masa Istirahat. Produk seksual belum berkembang.
Gonad berukurankecil, telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
c. Hampir Masak. Telur dapat dibedakan oleh mata.
Testes berubah dari transparan menjadi warna ros/kemerah-merahan.
d. Masak. Produk seksual masak, mencapai berat
maksimum tetapi produk tersebut belum keluar bila diberi sedikit tekanan pada
perut.
e. Reproduksi. Produk seksual akan menonjol keluar
dari lubang pelepasa bila perut sedikit ditekan. Berat gonad cepat menurun sejak permulaan
berpijah sampai pemijahan selesai.
f. Keadaan Salin. Produl seksual telah dikeluarkan, lubang
genitak berwarna kemerahan. Gonad mengempis, ovarium berisi beberapa telur
sisa. Testis juga berisi sperma sisa.
g. Masa Istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan, warna kemerah-merahan
pada lubang genital telah pulih. Gonad
kecil dan telur belum terlihat oleh mata.
Ikan
lele (Clarias batrachus)
pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh
sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh 100 sampai 200 gram. Gonad ikan lele
jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu
sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari
pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat
bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus
tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri
terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Ciri
induk ikan betina yang telah matang gonad dapat dilihat dari bentuk perut yang
membesar sangat lembut, dapat juga dengan mengurut perut ikan tersebut. Bila
telur yang keluar secara pengurutan berbentuk bulat utuh, berwarna agak
kecoklatan atau hijau kekuningan maka induk dalam kondisi siap pijah. Pada
gonad ikan jantan dapat dilihat dari papilla genitalnya yang terletak
dibelakang dan mendekati sirip anus, berwarna merah, meruncing dan menyebar
kearah pangkalan, makan ikan tersebut telah matang kelamin.
FEKUNDITAS
JUMLAH TELUR
Fekunditas
merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk melangsungkan
populasi dengan dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat menaksir jumlah anak
ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang
bersangkutan.
Fekunditas adalah semua telur-telur
yang kan dikeluarkan pada waktu pemijahan. Fekunditas sangat tergantung pada suplai makanan,
terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan ukuran tubuh ikan betina.
Selain itu, ikan-ikan yang hidup di sungai mempunyai hubungan dengan tinggi
air. Apabila sampai pada tahun-tahun
tertentu permukaan air sungai selalu tinggi, fekunditas ikan tinggi pula, bila
dibandingkan dengan tahun lain yang permkaan airnya rendah.
Kejadian
yang sama dapat terjadi pula untuk ikan-ikan yang hidup di rawa, karena sering
pula permukaan air rawa dari tahun ke tahun tidak sama sebagai akibat pemasukan
air yang tidak tetap. Untuk mengetahui penyebaran diameter telur dilakukan
pengukuran diameter telur dengan mengambil butiran pada bagian anterior,
tengah, dan posterior pada ovarium sebelah kanan dan kiri. Serta perkembangan telur ditandai dengan
ukuran diameter telurnya.
Untuk
menghitung telur ada beberapa metoda yang dapat digunakan. Setiap metoda
memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu sebelum memutuskan untuk
memilih metoda dalam menghitung nilai fekunditas ikan harus dikenali dengan
baik sifat dari setiap spesies ikan yang diteliti agar pada pelaksanaan
menghitung nilai fekunditas ikan tidak terjadi kesalahan.
Macam-macam
fekunditas
Definisi
fekunditas telah banyak dikemukakan. Namun, spesies-spesies ikan yang ada itu
bermacam-macam dengan sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti
berdasarkan kepada definisi umum lebih mengembangkan lagi definisi fekunditas
sehubungan dengan aspek-aspek yang ditelitinya. Semua telur-telur yang akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang dimaksud dengan fekunditas.
Menurut
Nikolsky (1967), jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas
individu.Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan.
Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran
telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama.
Bila
ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan
dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Nikolsky selanjutnya
menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun
itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula.
Dalam
ovari biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang kecil. Telur
yang besar akan dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada
tahun berikutnya. Namun apabila kondisi baik, telur yang kecilpun akan
dikeluarkan menyusul telur yang besar.
Sehubungan
dengan hal ini maka perlu menentukan fekunditas ikan apabila ovari ikan itu
sedang dalam tahap kematangan yang ke-IV (menrut Nikolsky 1969) dan yang paling
baik sesaat sebelum terjadi pemijahan. Fekunditas individu akan sukar diterapkan
untuk ikan-ikan yang mengadakan pemijahan beberapa kali dalam satu tahun,
karena mengandung telur dari berbagai tingkat dan akan lebih sulit lagi
menentukan telur yang benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang.
Jadi
fekunditas individu ini baik diterapkan pada ikan-ikan yang mengadakan
pemijahan tahunan atau satu tahun sekali. Selanjutnya Royce (1972) menyatakan
bahwa fekunditas total ialah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya.
Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang.
Fekunditas inipun sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak
diperhatikan berat atau panjang ikan. Penggunaan
fekunditas relatif dengan satuan berat lebih mendekati kepada kondisi ikan itu
sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky (1969) lebih
mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari telur kalau berat yang
dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan makanannya. Ikan-ikan yang tua dan
besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya fekunditas
relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif
akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda (Nikolsky, 1969).
Ikan-ikan
yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relative yang lebih kecil.
Umumnya fekunditas relative lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas
individu. Fekunditas relative akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang
masih muda. Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting
untuk melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat
menaksir jumlah anak ikan yang dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam
kelas umur yang bersangkutan. Fekunditas adalah semua telur – telur yang akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan.
PEMIJAHAN
Pemijahan
merupakan bagian dari reproduksi ikan yang menjadi mata rantai daur hidup
kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung kepada
berhasilnya pemijahan ini dan juga bergantung kepada kondisi dimana telur dan
larva ikan diletakkan untuk tumbuh. Oleh karena itu sesungguhnya pemijahan
menuntut suatu kepastian untuk keamanan kelangsungan hidup keturunannya dengan
memilih tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan. Berdasarkan hal ini
pemijahan tiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung kepada
habitat pemijahan itu untuk melangsungkan prosesnya.
Dalam
keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu daur
hidupnya seperti yang terdapat pada ikan salmon dan sidat. Sesudah melakukan
pemijahan, induk ikan tersebut mati karena kehabisan tenaga. Hampir semua ikan
pemijahannya berdasarkan reproduksi seksual yaitu terjadinya persatuan sel
produksi organ seksual yang berupa telur dari ikan betina dan spermatozoa dari
ikan jantan. Dari persatuan kedua macam sel tersebut akan terbentuk individu
baru yang akan menambah besarnya populasi. Persatuan kedua macam sel seks tadi
ada yang terjadi di dalam tubuh (pembuahan di dalam atau fertilisasi internal)
dan ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi eksternal). Ikan yang
mengadakan fertilisasi internal mempunyai perlengkapan tubuh untuk memastikan
berhasilnya fertilisasi tadi dengan organ khusus (copulatory organ) untuk
keperluan ini, organ tersebut biasanya terdapat pada ikan jantan saja.
Ciri-ciri induk lele
siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan,
kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Ikan lele yang sudah siap
memijah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
Induk jantan :
–
Alat kelamin tampak jelas, meruncing
–
Perutnya tetap ramping, jika perut diurut akan keluar sperma
–
Tulang kepala lebih mendatar disbanding betinanya
–
Jika warna dasar badannya hitam (gelap)
–
Umur induk jantan di atas tujuh bulan
Induk btina :
–
Alat kelamin bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar
–
Tulang kepala agak cembung
–
Geraknya lambat
–
Warna badannya lebih cerah dari biasanya
–
Induk betina berumur satu tahun.
Ikan lele yang hidup
di alam memijah pada musim penghujan dari bulan Mei sampai Oktober. Ikan lele
juga dapat memijah sewaktu-waktu sepanjang tahun, apabila keadaan air kolam
sering berganti. Pemijahan juga di pengaruhi oleh makanan yang diberikan.
Makanan yang bermutu baik akan meningkatkan vitalitas ikan sehingga ikan lele
lebih sering memijah.
Apabila
telah dewasa, lele betina akan membentuk telur di dalam indung telurnya.
Sedangkan lele jantan membentuk sperma atau mani. Bila telur-telurnya telah
berkembang maksimum yaitu mencapai tingkat yang matang untuk siap dibuahi maka
secara alamiah ikan lele akan memijah atau kawin.
Perkembangan
telur dan sperma berlangsung di dalam tubuh lele dengan mekanisme pengaturan
oleh zat yang disebut hormone kelamin gonadotropin atau gonade stimulating
hormone (GSH). Bila lele mencapai tingkat dewasa, hormone gonadotropin secara
alami akan terbentuk di dalam kelenjar hipofisa yang terletak di bawah otak
kecil. Awalnya hormone gonadotropin yang terbentuk sedikit kemudian dialirkan
melalui darah ke dalam indung telur, sehingga terbentuklah telur-telur yang
semakin besar dan banyak jumlahnya di dalam indung telur.
Sampai
suatu saat telur-telur menjadi matang untuk dibuahi oleh sperma (fertilisasi).
Namun kematangan telur yang terjadi dalam indung telur belum tentu segera
diikuti oleh kemauan induk untuk memijah sehingga diperlukan rangsangan yaitu
dengan mengubah iklim atau sifat-sifat air yang dapat membei rangsangan bagi
lele untuk membentuk hormone gonadotropin lebih banyak lagi.
Perkembangan
muakhir untuk merangsang pemijahan ikan lele saat ini dapat menggunakan hormone
buatan atau hormone sintetis yang telah banyak diproduksi. Beberapa jenis
hormone tersebut antara lain Ovaprim, HCG, LHRH. Persyaratan penggunaan hormone
sintetis adalah induk lele hsrus sudah mengandung telur yang siap untuk memijah
(matang gonad).
AWAL DAUR
HIDUP
Perkembangan
awal daur hidup ikan merupakan suatu hal yang menarik karena berhubungan dengan
stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu perairan. Untuk mempelajari
kemampuan hidup suatu spesies ikan dan mengurangi tingkat mortalitas yang
terjadi terutama pada awal perkembangan hidup ikan khusunya untuk pembudidayaan
perlu adanya pengertian mengenai jenis-jenis telur ikan tersebut dan daur
hidup
ikan mulai dari awal fertilisasi hingga terdeferensiasi untuk menjadi ikan
muda. Perkembangan sel telur (oosit) diawali
dari germ cell yang terdapat dalam lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang
tersebar dalam ovarium menjalankan suksesi pembelahan mitosis dan ditahan pada
“diploten” dari profase meiosis pertama. Pada stadia ini oogonia dinyatakan
sebagai oosit primer. Oosit primer kemudian menjalankan masa tumbuh yang
meliputi dua fase. Pertama adalah fase previtelogenesis, ketika ukuran oosit
membesar akibat pertambahan volume sitoplasma (endogenous vitelogenesis), namun belum
terjadi akumulasi kuning telur. Kedua adalah fase vitelogenesis, ketika terjadi
akumulasi material kuning telur yang disintesis oleh hati, kemudian dibebaskan
ke darah dan dibawa ke dalam oosit secara mikropinositosis.
Peningkatan
ukuran indeks gonad somatik atau perkembangan ovarium disebabkan oleh
perkembangan stadia oosit. Pada saat perkembangan oosit terjadi perubahan
morfologis yang mencirikan stadianya. Stadium oosit dapat dicirikan berdasarkan
volume sitoplasma, penampilan nukleus dan nukleolus, serta keberadaan butiran
kuning telur. Berdasarkan kriteria ini, oosit dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa kelas.
Untuk Clarias
sp oosit terbagi
dalam 6 kelas, dimana stadia nukleolus dan perinukleolus dikategorikan sebagai
stadium pertama dan setiap stadium dicirikan sebagai berikut:
a. Stadium 1 : Oogonia dikelilingi satu
lapis set epitel dengan pewarnaan hematoksilin-eosin plasma berwarna merah
jambu, dengan inti yang besar di tengah.
b. Stadium 2 : Oosit berkembang
ukurannya, sitoplasma bertambah besar, inti biru terang dengan pewarnaan, dan
terletak masih di tengah sel. Oosit dilapisi oleh satu lapis epitel.
c. Stadium 3 : Pada stadium ini
berkembang sel folikel dan oosit membesar dan provitilin nukleoli mengelilingi
inti.
d. Stadium 4 : Euvitilin inti telah
berkembang dan berada disekitar selaput inti. Stadium ini merupakan awal vitelogenesis yang ditandai dengan adanya
butiran kuning telur pada sitoplasma. Pada stadium ini, oosit dikelilingi oleh
dua lapis sel dan lapisan zona radiate tampak jelas pada epitel folikular.
e. Stadium 5 : Stadia peningkatan ukuran
oosit karena diisi oleh kuning telur. Butiran kuning telur bertambah besar dan
memenuhi sitoplasma dan zona radiata terlihat jelas.
f. Stadium 6 : Inti mengecil dan selaput
inti tidak terlihat, inti terletak di tepi. Zona radiata, sel folikel, dan sel
teka terlihat jelas.
PENUTUP
Lele
jantan mempunyai ciri seksualitas yaitu, Kepalanya lebih kecil dan Warna kulit
dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina; Urogenital papilla
(kelamin) agak menonjol memanjang ke arah belakang yang terletak di belakang
anus dengan warna kemerahan; Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak
gepeng(depress); Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan
lele betina; Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah
ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani); Kulit lebih
halus dibanding induk ikan lele betina. Sedangkan Ciri-ciri induk lele betina
antara lain, Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan; Warna kulit
dada agak terang; Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun),
berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus;
Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung; Perutnya lebih
gembung dan lunak; Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian
perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Ikan
lele (Clarias batrachus)
pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh
sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh 100 sampai 200 gram. Ciri induk ikan
betina yang telah matang gonad dapat dilihat dari bentuk perut yang membesar
sangat lembut, dapat juga dengan mengurut perut ikan tersebut. Bila telur yang keluar
secara pengurutan berbentuk bulat utuh, berwarna agak kecoklatan atau hijau
kekuningan maka induk dalam kondisi siap pijah. Pada gonad ikan jantan dapat
dilihat dari papilla genitalnya yang terletak dibelakang dan mendekati sirip
anus, berwarna merah, meruncing dan menyebar kearah pangkalan, makan ikan
tersebut telah matang kelamin.
Fekunditas
adalah semua telur-telur yang kan dikeluarkan pada waktu pemijahan. Fekunditas
ikan lele sangat tergantung pada suplai makanan, terutama untuk mempertahankan
musim pemijahan dan ukuran tubuh ikan betina. Selain itu, ikan-ikan yang hidup
di sungai mempunyai hubungan dengan tinggi air, semakin tinggi permukaan air
maka fekunditasnya ikut tinggi pula.
Pemijahan
merupakan bagian dari reproduksi ikan yang menjadi mata rantai daur hidup
kelangsungan hidup spesies. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon
induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan
yang betina. Ikan lele yang hidup di alam memijah pada musim penghujan dari
bulan Mei sampai Oktober.
Daur
hidup ikan mulai dari awal fertilisasi hingga terdeferensiasi untuk menjadi
ikan muda. Perkembangan sel telur (oosit) diawali dari germ cell yang terdapat
dalam lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang tersebar dalam ovarium menjalankan
suksesi pembelahan mitosis dan ditahan pada “diploten” dari profase meiosis
pertama. Pada stadia ini oogonia dinyatakan sebagai oosit primer. Oosit primer
kemudian menjalankan masa tumbuh yang meliputi dua fase. Pertama adalah fase
previtelogenesis, ketika ukuran oosit membesar akibat pertambahan volume
sitoplasma (endogenous
vitelogenesis), namun belum terjadi akumulasi kuning telur. Kedua
adalah fase vitelogenesis, ketika terjadi akumulasi material kuning telur yang
disintesis oleh hati, kemudian dibebaskan ke darah dan dibawa ke dalam oosit
secara mikropinositosis.
0 komentar:
Posting Komentar