22 April 2011

Hawar daun bakteri (bacterial leaf blight - BLB) Xanthomonas campestris pv. oryzae

Hawar daun bakteri (HDB) merupakan penyakit bakteri yang tersebar luas dan menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit terjadi pada musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada
lahan sawah yang selalu tergenang, dan dipupuk N tinggi (> 250 kg urea /ha). Penyakit HDB menghasilkan dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar.

Kresek adalah gejala yang terjadi pada tanaman berumur <30 hari (pesemaianatau yang baru dipindah) (Gb. 45). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat, dan menggulung.

Dalam keadaan parah, seluruh daun menggulung, layu, dan mati, mirip tanaman yang terserang penggerek batang atau terkena air panas (lodoh). Sementara, hawar  (Gb. 46) merupakan gejala yang paling umum dijumpai pada pertanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan sampai fase pemasakan. Gejala diawali dengan timbulnya bercak abuabu (kekuningan) umumnya pada tepi daun (Gb. 47). Dalam perkembangannya, gejala akan meluas, membentuk hawar (blight), dan akhirnya daun mengering.

Dalam keaadaan lembab (terutama di pagi hari), kelompok bakteri, berupa butiran berwarna kuning keemasan, dapat dengan mudah ditemukan pada daun-daun yang menunjukkan gejala hawar (Gb. 48). Dengan bantuan angin, gesekan antar daun, dan percikan air hujan, massa bakteri ini berfungsi sebagai alat penyebar penyakit HDB.


Penyakit HDB secara efektif dikendalikan dengan varietas tahan; pemupukan lengkap; dan pengaturan air. Untuk daerah-daerah yang endemis penyakit HDB, tanam varietas tahan seperti Code dan Angke dan gunakan pupuk NPK dalam dosis yang tepat. Bila memungkinkan, hindari penggenangan yang terus-menerus, mis. 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan.

Sumber : knowledgebank

0 komentar: