12 Agustus 2016

MEMELIHARA INDUK IKAN

SELEKSI INDUK

Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan keberhasilan produksi.  Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh induk yang sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha budidaya ikan optimal. 

Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudah dengan memperhatikan karakter fenotipenya atau dengan melakukan program breeding untuk meningkatkan nilai pemuliabiakan ikan budidaya.  Induk ikan yang unggul akan menghasilkan benih ikan yang unggul. Di Indonesia saat ini belum ada tempat sebagai pusat induk ikan  yang menjamin keunggulan setiap jenis ikan.  Induk ikan yang unggul pada setiap kegiatan usaha budidaya ikan dapat berasal dari hasil budidaya atau menangkap ikan di alam. Karakteristik induk yang unggul untuk setiap jenis ikan sangat berbeda.

Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pembudidaya ikan dalam melakukan seleksi induk agar tidak terjadi penurunan mutu induk antara lain adalah :

  • Mengetahui asal usul induk

2.      Melakukan pencatatan data  tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu pertama kali dilakukan pemijahan sampai usia produktif. Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik  Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi. 
  •       Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah 

Untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi.  Seleksi ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan. Oleh karena itu dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan.

Tujuan dari pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.  Produktivitas dalam budidaya ikan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu : 
Ekstensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil budidaya dengan memperluas lahan budidaya.
Intensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil dengan meningkatkan hasil persatuan luas dengan melakukan manipulasi terhadap factor internal dan eksternal. 

Dengan bertambahnya jumlah penduduk sepanjang tahun dan jumlah lahan budidaya yang tidak akan bertambah jumlahnya, maka untuk meningkatkan produktivitas budidaya masa yang akan dating lebih baik menerapkan budidaya ikan yang intensif dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan.  Program intensifikasi dalam bidang budidaya ikan dapat dilakukan antara lain adalah :
1.    Rekayasa faktor eksternal yaitu lingkungan hidup ikan dan pakan, contoh yang sudah dapat diaplikasikan adalah budidaya ikan pada kolam air deras dan membuat pakan ikan ramah lingkungan.
2.    Rekayasa faktor internal yaitu melakukan rekayasa terhadap genetik ikan pada level gen misalnya transgenik, level kromosom misalnya Gynogenesis, Androgenesis,  Poliploidisasi, level sel misalnya dengan melakukan transplantasi sel.
3.    Rekayasa faktor eksternal dan internal yaitu menggabungkan antara kedua rekayasa eksternal dan internal.

Oleh karena itu agar dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dalam budidaya ikan harus dilakukan seleksi terhadap ikan yang akan digunakan. Seleksi menurut Tave (1995) adalah program breeding yang memanfaatkan phenotypic variance (keragaman fenotipe) yang diteruskan dari tetua kepada keturunannya. Keragaman fenotipe merupakan penjumlahan dari keragaman genetik, keragaman lingkungan dan interaksi antara variasi lingkungan dan genetik.  Seleksi merupakan aplikasi genetic dimana informasi genetik dapat digunakan untuk melakukan seleksi. 

Seleksi ikan yang paling mudah dilakukan oleh para pembudidaya ikan adalah melakukan seleksi fenotipe dibandingkan dengan seleksi genotipe.  Seleksi fenotipe dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu seleksi fenotipe kualitatif dan seleksi fenotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986), seleksi fenotipe kualitatif adalah seleksi ikan berdasarkan sifat kualitatif seperti misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk punggung dan sebagainya yang diinginkan. 

Fenotipe kualitatif ini merupakan sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan dan dikelompokkan secara tegas. Sifat ini dikendalikan oleh satu atau beberapa gen dan sedikit atau tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Sedangkan seleksi fenotipe kuantitatif adalah seleksi terhadap penampakan ikan atau sifat yang dapat diukur,dikendalikan oleh banyak pasang gen dan dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun ciri-ciri atau parameter yang dapat diukur antara lain adalah panjang tubuh, bobot, persentase daging, daya hidup,kandungan lemak, protein,fekunditas dan lain sebagainya. Fenotipe adalah bentuk luar atau bagaimana kenyataannya karakter yang dikandung oleh suatu individu atau fenotipe adalah setiap karakteristik yang dapat diukur atau sifat nyata yang dipunyai oleh organisme. 

Fenotipe merupakan hasil interaksi antara genotipe dan lingkungan serta interaksi antara genotipe dan lingkungan serta merupakan bentuk luar atau sifatsifat yang tampak. Menurut Yatim (1996), genotype menentukan karakter sedangkan lingkungan menetukan sampai  dimana tercapai potensi itu.  Fenotipe tidak bisa melewati kemampuan atau potensi genotipe.  Yang dimaksud dengan karakter itu adalah sifat fisik dan psikis bagian-bagian tubuh atau jaringan.  Karakter diatur oleh banyak macam gen, atau satu gen saja. Berhubung dengan banyaknya gen yang menumbuhkan karakter maka dibuat dua kelompok karakter yaitu karakter kualitatif dan karakter kuantitatif.  Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat dilihat ada atau tidaknya suatu karakter.  Karakter ini tidak dapat diukur atau dibuat gradasi (diskontinyu).

Sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur nilai atau derajatnya, sehingga ada urutan gradasi dari yang rendah sampai yang tinggi (kontinu).  Karakter kuanlitatif ditentukan ole satu atau dua gen saja sedangkan karakter kuantitatif disebabkan oleh banyak gen (tiga atau lebih). Dengan melakukan seleksi maka akan menghasilkan suatu karakter yang mempunyai nilai ekonomis penting dan karakter fenotipe yang terbaik sesuai dengan keinginan para pembudidaya.

Untuk mendapatkan induk ikan yang unggul dilakukan program seleksi dengan menerapkan beberapa program pengembangbiakan antara lain dengan kegiatan selective breeding, hibridisasi/outbreeding/ crossbreeding, inbreeding, monoseks/seks reversal atau kombinasi beberapa program breeding.  Dalam bab ini akan dibahas semua program breeding tersebut sehingga dalam budidaya ikan akan diperoleh hasil baik induk dan benih yang unggul.  Induk yang unggul akan menghasilkan benih yang unggul sehingga dengan memelihara benih unggul proses budidaya akan menguntungkan dengan melihat laju pertumbuhan ikan yang optimal sehingga produktivitas budidaya ikan akan meningkat.






Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk Ikan dilakukan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma) ikan. Dalam pemeliharaan induk dilakukan dengan beberapa pendakatan diantaranya pendekatan lingkungan, pendekatan pakan, dan pendekatan hormonal.

Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan induk disebut bak atau kolam induk. Sebelum digunakan, bak atau kolam harus disanitasi terlebih dahulu melalui desinfeksi. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi:
  • Pengeringan untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
  • Pengapuran dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
  • Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara) untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 g (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
  • Pemasukan air dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah:
  • Pembersihan bak dari kotoran atau sisa pembenihan sebelumnya.
  • Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air dapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama seperti pada tipe kolam.


Penebaran Induk
Induk yang dipelihara tidak terlalu banyak, hanya 1-2 kg per m2 luas kolam atau hanya 4 ekor per m2 dengan ketinggian air di kolam induk antara 60-75 cm (dalam praktikum, bobot induk jantan adalah 0,9 kg dan induk betina 1 kg). Dalam pemeliharaan induk, sebaikanya induk jantan dipelihara secara terpisah dengan induk betina. Hal ini dilakukan agar lebih memudahkan dalam pengelolaan, pengontrolan, dan yang terpenting untuk mencegah terjadinya “mijah maling” atau pemijahan yang tidak dikehendaki.

Pemberian Pakan
Agar diperoleh kematangan gonad induk yang memadai, setiap hari induk diberi pakan bergizi. Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa pellet sebanyak 3-5% per hari dari total bobot induk yang dipelihara. Selain itu juga perlu adanya manajemen pemberian pakan induk yang baik seperti feeding time, feeding frekuensi, feeding schedule, feeding kind, feeding methods, dan feeding site. Manajemen pemberian pakan induk ini berpengaruh pada pematangan gonad induknya.

Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan induk. Pengelolaan kualitas air berfungsi agar kondisi air yang digunakan sebagai tempat hidup ikan lele terbebas dari pathogen dan bahan lain yang beracun, menjaga stabilitas suhu, pH, dan ketersediaan oksigen dalam air serta sistem pengairan pada kolam induk yang terdiri dari saluran inlet dan outlet.

Seleksi Induk dan Pemeriksaan Kematangan Gonad
Seleksi induk dan pemeriksaan tingkat kematangan gonad dilakukan karena tidak semua induk itu telah matang gonad dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk lele betina dan induk lele jantan diseleksi sesuai persyaratan. Secara umum, kriteria induk yang bagus untuk dipijahkan diantaranya sehat, lincah, tidak cacat, cukup umur (matang gonad), dan asal usul yang berkaitan dengan tujuan genetik. Adapun ciri-ciri induk lele betina yang siap untuk dipijahkan sebagai berikut:
  • Bagian perut tampak membesar kea rah anus dan jika diraba terasa lembek.
  • Lubang kelamin (urogenital) berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.
  • Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna hijau tua dan ukurannya relatif besar dan homogen.
  • Pergerakan lamban.

Ciri-ciri induk jantan yang siap untuk dipijahkan sebagai berikut:
  • Ujung alat kelamin (genital papilla) tampak jelas memerah.
  • Tubuh ramping dan gerakan lincah.

Dalam pemeliharaan induk ikan lele, ada beberapa hal yang penting diperhatikan yang berhubungan dengan tingkah lakunya, yaitu:
1.      Kanibalisme, yaitu ikan-ikan saling memangsa dimana ikan besar memangsa ikan yang berukuran kecil, terutama saat kondisi kekurangan pakan (lapar). Untuk menghindari sifat kanibal hendaknya pakan diberikan dalam jumlah yang cukup kepada ikan lele yang kita pelihara. Disamping itu penyortiran untuk memisahkan ikan yang besar dan kecil penting dilaksanakan.
2.      Rheo taxis,ikan lele akan berenang dan mengikuti arah atau melawan arus air. Apabila terdapat air yang masuk atau keluar dari kolam yang bocor ikal lele akan bisa lolos melalui tempat yang bocor tersebut. Oleh sebab itu hendaknya jangan sampai terdapat kebocoran pada kolam pemeliharaan.
3.      Ikan lele dapat loncat setinggi ± 0,5 m, dan melata di atas tanah. Ini dapat mengakikatkan ikan lele lolos dari wadah pemeliharaan. Untuk menghindari lolosnya ikan lele sebaiknya pematang dibuat tinggi atau kolam ditutup dengan jaring, bisa juga dipasang pagar yang tinggi terbuat dari bambu.
4.      Ikan nocturnal,yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Agar pemberian pakan efektip maka sebaiknya dilakukan pada malam hari Oleh karena itu dalam pemeliharaan induk, agar induk dapat hidup sehat dan dapat selalu siap memijah sesuai waktunya, disamping memperhatikan hal-hal tersebut di atas, juga perlu memperhatikan hal-hal seperti: pemberian pakan, pengelolaan kualitas dan kuantitas air, dan pengendalian hama dan penyakit.

Pemberian Pakan
Agar diperoleh kematangan induk yang memadai, setiap hari induk di beri pakan bergizi. Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa pellet sebanyak 3-5 % perhari dari dari total bobot induk yang dipelihara. Ada juga induk lele diberi pakan berupa limbah peternakan ayam (ayam mati) yang dibakar atau direbus atau dibakar terlebih dahulu. Pakan diberikan dua sampai tiga kali sehari pada pagi, sore dan malam hari.

Pengelolaan Kualitas Air
Dalam pemeliharaan induk lele dumbo, kualitas air tidak terlalu berpengaruh. Induk lele dumbo termasuk ikan yang mampu hidup pada kondisi kualitas air yang jelek sekalipun, asalkan air tidak tercemar oleh limbah kimia berbahaya. Karena kemampuannya hidup pada perairan yang terbatas sekalipun, maka sering induk lele dumbo ini dipelihara pada bak atau wadah yang airnya tidak mengalir.
Agar lele dumbo dapat hidup dengan nyaman yang perlu diperhatikan adalah volume atau ketinggian air wadah jangan sampai berkurang. Ketinggian air sebaiknya dipertahankan minimal 75 cm agar induk tidak mudah stres oleh gangguan dari lingkungan sekitar seperti suara bising, lalu-lalang orang, dan sebagainya.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering mengganggu induk lele dumbo adalah berupa biawak, ular, dan ikan-ikan predator seperti gabus, belut, atau dari teman-temannya sejenis yang berukuran lebih besar. Predator umumnya mengganggu apabila pada lingkungan perairan tidak tersedia cukup pakan, sehingga terjadilah pemangsaan kepada ikan yang lebih kecil. Sedangkan penyakit relatif jarang menyerang. Namun jenis-jenis jamur Saprolegnia sp, kadang-kadang sering menyerang, terutama sehabis indukinduk ikan selesai memijah. Biasanya jamur menyerang apabila terdapat luka pada tubuh induk ikan.

Pemilihan Induk Matang Gonad

Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan karena belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk jantan dan betina dipilih sesuai dengan persyaratan. Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun, baik jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan cara mengeringkan kolam induk, baik kolam induk jantan maupun betina, sehingga induk-induk lele dumbo akan terkumpul. Selanjutnya induk-induk tersebut ditangkap dengan menggunakan seser dan ditampung dalam wadah seperti drum/tong plastik.

0 komentar: