25 Januari 2011

PROGRAMA PENYULUHAN TINGKAT DESA

Tirtajaya, 01 Januari 2010
PPL WKPP Gempolkarya
Kecamatan Tirtajaya



ENCUM NURHIDAYAT



GAPOKTA SRIMADANI
Desa Gempolkarya
ketua



MARKUSEN

GAPOKTA KARYA MANDIRI
Desa Gempolkarya
ketua



H. KARMAN KARMAWAN


Mengetahui ;


Kepala Desa Sumurlaban




TAMIN A PRAMUDZA

dan

Kepala Desa Gempolkarya




A C E P

Menyetujui / Mengesahkan
Ka.Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan
Dan Kehutanan
Kecamatan Tirtajaya



DANA SETIAWAN. Amd
NIP : 195708151978031004






1. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini adalah adanya pemberdayaan masyarakat/petani, maka inisiatif untuk menggerakkan pembangunan pertanian diharapkan timbul dari para petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring. Keterlibatan masyarakat, khususnya pengusaha agribisnis yang bisa melihat peluang-peluang untuk memperoleh nilai tambah, terurama yang dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama, atau bentuk kerjasama lainnya perlu ditingkatkan untuk dapat mengembangkan sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan dan berdaya saing di atas kekuatannya sendiri dalam rangka memasuku era perdagangan bebas. Jika masyarakat pedesaan khususnya para petani diberdayakan dalam pengelolaan usahataninya diharapkan akan mendorong terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peetani beserta keluarganya. Hal ini dimungkinkan, karena sebagian besar jumlah penduduk berada dipedesaan sebagai petani yang kehidupannya tergantung pada sektor pertanian.
Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) GEMPOLKARYA merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang. Terdiri dari 2 (dua) Desa administrative yang masing-masing adalah :
(1) Desa Gempolkarya
(2) Desa Sumurlaban.
Posisi petani di WKPP Gempolkarya secara umum memiliki lahan sempit, memiliki modal usaha terbatas, regenerasi petani selaku pelaku utama pertanian berjalan lambat sehingga posisi tawar yang semakin lemah. Selain itu, kualitas maupun kuantitas produksi pertanian belum menunjukkan peningkatan pendapatan secara nyata.
Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan, sikap dan keterampilan petani relatif rendah, serta harga sarana produksi pertanian (saprotan) relatif mahal. Masalah lainnya adalah peran dan fungsi kelompoktani sebagai unit produksi, kelas belajar dan wahana kerjasama petani belum maksimal. Selain permasalahan tersebut dapat pula terjadinya fluktuasi harga produksi di pasar, sering terjadinya serangan hama dan penyakit tanaman.
Mengacu pada potensi serta permasalahan ini, diperlukan suatu upaya peningkatan kualitas sumberdaya petani. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan sistem penyuluhan pertanian yang mampu membantu para petani mengatasi masalah yang dihadapi. Adapun tujuan dasar penyuluhan pertanian
adalah untuk menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usahatani yaitu dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasi tindakan petani untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better business), kehidupan keluarganya lebih sejahtera (better living), masyarakat yang lebih baik (better community) dan lingkungan yang lebih sehat (better environment).
Sektor pertanian di Desa Gempolkarya dan Desa Sumuraban Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang sampai saat ini masih memiliki peranan yang sangat penting dan strategis, baik dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian maupun dalam upaya pemerataan pembangunan di pedesaan yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang relatif belum memadai. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian berperan dalam penyediaan bahan pangan pokok, kesempatan kerja, dan sumber pendapatan sebagian besar petani.
Tantangan internal pembangunan pertanian khususnya di WKPP Gempolkarya adalah kepemilikan lahan sawah relatif sempit (0,3 Ha/KK), selain itu turunnya intensitas usaha tani, rendahnya kualitas sumberdaya masyarakat/petani, serta perubahan lingkungan strategis lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pembangunan pertanian.
Desa Gempolkarya memiliki luas lahan wilayah 399 ha, terdiri atas lahan sawah 357 Ha dan lahan kering/darat seluas 42 Ha. Jumlah penduduknya mencapai 3278 jiwa, terdiri atas laki-laki 2251 jiwa dan perempuan 2027 jiwa.
Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1710 KK dengan mata pencaharian penduduk beraneka ragam, sebagai petani 617 KK , buruh tani 732 KK dan non petani 361 orang.
Sedangkan Desa Sumurlaban memiliki luas lahan wilayah 485 ha, terdiri atas lahan sawah 457 Ha dan lahan kering/darat seluas 28 Ha. Jumlah penduduknya mencapai 3878 jiwa, terdiri atas laki-laki 2061 jiwa dan perempuan 1817 jiwa. Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1618 KK dengan mata pencaharian penduduk beraneka ragam, sebagai petani 737 KK , buruh tani 637 KK dan non petani 244 KK.
Programa Penyuluhan Tingkat Desa (PPTD) Gempolkarya dan Desa Sumurlaban merupakan perencanaan tertulis, sistematis dan partisipatif yang disusun setiap tahun berdasarkan potensi wilayah, aspirasi petani dan masyarakat pertanian yang ada di Desa Gempolkarya dan Desa Sumurlaban. PPTD menggambarkan tentang keadaan, tujuan, masalah dan cara mencapai tujuan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan oleh petani itu sendiri maupun oleh pihak lain dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya Rencana Programa Penyuluhan Tingkat Desa (PPTD) Gempolkarya dan Desa Sumurlaban Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di WKPP Gempolkarya (Desa Gempolkarya dan Desa Sumurlaban).
2. Mengoptimalkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disetiap pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari unsur terkait, dalam rangka efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembangunan pertanian yang telah ditetapkan.
3. Memadukan aspirasi petani serta potensi yang dimiliki (bottom up) dengan pola kebijakan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan petani.
4. Menggambarkan secara lebih konkrit tentang potensi serta permasalahan pembangunan pertanian di WKPP Gempolkarya.
5. Mendayagunakan tenaga, peralatan, sarana/prasarana, dana dan potensi yang ada sehingga penyelenggaraaan penyuluhan pertanian terlaksana secara tepat.
6. Untuk pedoman evaluasi pelaksanaan, sekaligus untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelengaraan penyuluhan di WKPP Gempokarya.

1.3 Masalah
Masalah yang dihadapi petani di WKPP Gempokarya adalah :
1. Gangguan OPT pada tanaman muda (< 20 hari) dan pada fase primordial (<45 br="br" hari="hari" kerdil="kerdil" rumput.="rumput." terjadinya="terjadinya">2. Pengaturan tata air belum baik terutama di 2 kelompoktani Desa Sumurlaban yaitu : Poktan Banyuasih dan poktan Srijaya.
3. Saluran pemasukan Irigasi ke- areal pesawahan banyak yang rusak sehingga penerapan teknologi intermitn tidak bisa diterapkan.
4. Cara tanam Sistem Legowo belum diterapkan sesuai anjuran
5. Harga jual hasil panen masih diatur tengkulak belum adanya kebersamaan.
6. Tingkat kehilangan hasil (losis) pada saat panen padi masih cukup tinggi, hal ini disebabkan banyaknya buruh tani yang memanfaatkan masa panen untuk ngasag.

2. HASIL KAJIAN POTENSI WILAYAH

2.1. Data Potensi Wilayah
2.1.1. Produk Pertanian

Kegiatan usahatani yang paling dominan di WKPP Gempolkarya adalah tanaman padi , sedangkan palawija relatif sedikit dibandingkan dengan tanaman padi. Komoditas tanaman sayuran yang umumnya diusahakan di WKPP Gempolkarya adalah mentimun dan kacang panjang, itu pun dilakukan oleh petani dari luar daerah, tetapi untuk musim tanam tahun ini tidak ada petani yang menanam karena cuaca ekstrim (tidak menentu).

2.1.2. Penggunaan Lahan
• Desa Gempolkarya memiliki luas sawah 357 Ha, dan sebagian besar berupa lahan darat/kering 42 Ha. Luas lahan di Desa Gempolkarya dipergunakan untuk lahan pertanian, pemukiman, dan lain-lain. Selengkapnya data penggunaan lahan di Desa Gempolkarya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Komoditi Pertanian di Desa Gempolkarya Tahun 2010.
No Jenis Komoditas Luas Tanam
(Ha) Produktivitas (Ton/Ha)
1. Padi sawah 352.5 8,0
2. Mentimun 3 5,2
3. Kacang panjang 1 9,1
4. Kolam lele 0,5 15,0
5. Lainnya - -
Sumber : Srimadani Gempolkarya, 2010

• Desa Sumurlaban memiliki luas sawah 457 Ha, dan sebagian besar berupa lahan darat/kering 28 Ha. Luas lahan di Desa Sumurlaban dipergunakan untuk lahan pertanian, pemukiman, dan lain-lain. Selengkapnya data penggunaan lahan di Desa Sumurlaban disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Komoditi Pertanian di Desa Sumurlaban Tahun 2010.
No Jenis Komoditas Luas Tanam (Ha) Produktivitas (Ton/Ha)
1. Padi sawah 457 8,0
2. Mentimun 1 6,2
3. Kacang panjang 0.5 8,8
4. Jamur merang 7 (kubung) 5,0 kw/kbg
5. Kolam lele 1 15,0
Sumber : Gapoktan Karyamandiri Sumurlaban, 2010
Tabel 3. Data Penggunaan Lahan di Desa Gempolkarya Tahun 2010.
No Jenis Lahan Luas (Ha)
1. Lahan
- Teknis 230
- Setengah 127
- Tadah Hujan -
2. Lahan Darat
- Ladang 17
- Hutan Lindung -
- Hutan Terbatas -
- Kolam 1
- Pemukiman/Pekarangan 25
Sumber : Gapoktan Srimadani Tahun 2010
Tabel 4. Data Penggunaan Lahan di Desa Sumurlaban Tahun 2010.
No Jenis Lahan Luas (Ha)
1. Lahan
- Teknis 307
- Setengah 150
- Tadah Hujan -
2. Lahan Darat
- Ladang 8
- Hutan Lindung -
- Hutan Terbatas -
- Kolam 1
- Pemukiman/Pekarangan 20
Sumber : Gapoktan Karyamandiri Tahun 2010

2.1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Untuk melihat potensi tenaga kerja di Desa Gempolkarya khususnya sektor pertanian dilihat dari data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. Berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja Tahun 1999, usia kerja atau usia produktif adalah antara 15-54 tahun. Selengkapnya data keadaan penduduk menurut kelompok umur di Desa Gempolkarya tahun 2010 pada Tabel 5.

Tabel 5. Penduduk Menurut Kelompok Umur di desa Gempolkarya Thn 2010
No. Uraian Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. < 16 673 727 1400
2. 16-55 520 535 1055
3. > 55 406 417 823
Jumlah 1599 1679 3278
Data : Desa Gempolkarya 2010

Penduduk Menurut Kelompok Umur di desa Sumurlaban Tahun 2010
No. Uraian Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. < 16 857 843 1700
2. 16-55 870 700 1570
3. > 55 274 334 608
Jumlah 2001 1877 3878
Sumber : Desa Sumurlaban Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 5. Jumlah usia produktif umur antara 15-55 tahun di Desa Gempolkarya sebanyak 2455 orang sedangkan di desa Sumurlaban 3270 orang, sehingga sumberdaya manusia yang tersedia di WKPP Gempolkarya diharapkan mampu mendukung pengembangan pertanian secara optimal.

2.1.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk Desa Gempolkarya sebanyak 3278 jiwa dan 1710 KK dan di desa Sumurlaban 1618 KK serta jumlah penduduknya 3878 dengan mata pencaharian penduduk beraneka ragam, sebagai penggarap 60 KK, buruh tani 263 KK dan pemilik penggarap 90 KK. Hal ini mencerminkan, bahwa sebagian besar penduduk Desa Batununggal bermata pencaharian petani sebanyak 56,4% dan non petani sebanyak 43,6 %. Selengkapnya keadaan penduduk menurut mata pencaharian tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Penduduk Berdasarkan Pencaharian di Desa Gempolkarya Thn 2010
No. Uraian Jumlah Keterangan
1. PNS/TNI/POLRI 7
2. Pedagang 186
3. Jasa 53
4. Buruh Tani 363
5. Pemilik Penggarap 90
6. Penggarap 60
7. Wiraswasta 17
8. Industri 292
9. Lain-lain 182
Jumlah 1314
Sumber : Desa Gempolkarya Tahun 2010

Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sumurlaban Tahun 2010
No. Uraian Jumlah Keterangan
1. PNS/TNI/POLRI 67
2. Pedagang 286
3. Jasa 53
4. Buruh Tani 263
5. Pemilik Penggarap 90
6. Penggarap 60
7. Wiraswasta 17
8. Industri 292
9. Lain-lain 182
Jumlah 1314
Sumber : Desa Sumurlaban Tahun 2010

2.1.5 Topografi Desa
WKPP Gempolkarya terletak di pesisir pantai utara karawang daratan yang menghampar serta landai sangat cocok sekali untuk pertanaman budidaya padi sawah tehnik intensif, adapun batas wilayah Desa Gempolkarya sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Sabajaya dan Desa Sumurlaban
Sebelah Selatan : Desa Kampungsawah
Sebelah Barat : Desa Pisangsambo
Sebelah Timur : Desa Srijaya.
batas wilayah Desa Gempolkarya sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa tambaksumur
Sebelah Selatan : Desa Gempolkarya
Sebelah Barat : Desa Sabajaya
Sebelah Timur : Desa Srijaya

Dengan kesuburan tanah sedang PH tanah 5 – 6.


2.2 Hasil Identifikasi Format PRA

Hasil identifikasi wilayah WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang dengan menggunakan instrument Participatory Rural Apprasial (PRA) adalah penilaian/pengkajian/penelitian (keadaan) desa secara partisipasi. Dalam hal ini akan dipergunakan 9 (sembilan) indikator penilaian dari aspek agroekosistem. Kedelapan indikator tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait yang mengandung informasi mengenai potensi wilayah, iklim, mata pencaharian, dan lain – lain.


2.2.1 Peta Desa
Tujuan digambar peta desa adalah diketahuinya kondisi, potensi dan masalah yang ada di wilayah bersangkutan. Dalam peta desa akan diperoleh data/informasi sumber daya alam, tataguna lahan, batas wilayah, penataan ruang beserta kondisinya dan sebaran penduduk. Gambar peta WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Gambar 9


Gambar 9

KETERANGAN GAMBAR
WARNA : WILAYAH PEMUKIMAN PENDUDUK
WARNA LAHAN SAWAH DESA DESA GEMPOLKARYA
WARNA LAHAN SAWAH DESA DESA GEMPOLKARYA
WARNA MASJID JAMIE
WARNA BATAS DESA/WKPP
WARNA KANTOR BALAI DESA


Dari gambar peta diketahui bahwa sebagian besar lahan dipergunakan untuk usaha pertanian. Sisanya dipergunakan untuk pemukiman.

2.2.2 Peta Transek

Adapun peta transek yang dihasilkan dari WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya dapat dilihat pada Gambar 2.


Keterangan Ketinggian (Dpl)
0.5 – 1 1 – 2
Penggunaan Lahan Sawah irigasi teknis dan setengah teknis, pemukiman, pabrik Pemukiman, ternak, kolam, sawah irigasi
Vegetasi
jagung, ubikayu dan pisang, timun, semangka Ikan, ayam buras, kambing, pisang, pepaya Padi, kangkung, terong, kacang panjang, pepaya, jambu biji dan kacang tanah
Manfaat
Pangan/konsumsi, pendapatan Pangan/konsumsi, pendapatan dan perdagangan Pangan/konsumsi, pendapatan
Masalah Saluran Irigasi yang sudah rusak parah Ketersediaan air kurang, hama dan OPT Harga saprodi mahal, serangan hama dan OPT serta kekurangan modal OPT padi, hama berang- berang pada usaha perikanan air tawar
Gambar 2. Bagan Transek WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya.

2.2.3 Kalender Harian

Pembuatan kalender harian bertujuan untuk mengetahui gambaran pola kegiatan keluarga (bapak, ibu dan anak) dan gambaran peluang anggota keluarga dalam pemanfaatan dan penguasaan sumber daya keluarga. Informasi yang akan diperoleh dari kalender harian adalah kerja produktif, sosial dari bapak, ibu dan anak serta control dan akses keluarga terhadap sumber daya. Bentuk kalender harian di WKPP Gempolkarya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kalender Harian di WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Tahun 2010
Keterangan Gambar 3 :
Bapak Ibu Anak
A = Shalat
B = Sarapan
C = Cari Rumput
D = Ke sawah
E = Istirahat, makan, sholat
F = Memeberi makan ternak
G = Tidur A = Shalat
B = Sarapan
C = Cari Rumput
D = Ke sawah
E = Istirahat, makan, sholat
F = Memberi makan ternak
G = Tidur A = Shalat
B = Sarapan, persiapan kerja ke pabrik
C = Kerja di pabrik
D = Istirahat
E = Tidur


2.2.4 Kalender Musiman

Diketahuinya kegiatan – kegiatan, peristiwa, masalah dan peluang dalam suatu siklus tertentu merupakan tujuan dari dibuatnya kalender musiman. Dalam kalender musiman tersebut diperoleh data/informasi seperti curah hujan, pola tanam, siklus usaha, volume produksi dan lain – lain. Bentuk kalender musiman di WKPP Gempolkarya ditunjukkan oleh Gambar 4.

Data Curah Hujan Tahun 2010

Sumber : BP3K Tirtajaya, 2010
Gambar 4. Kalender Musiman di WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Tahun 2011

Dari Gambar 4. Diketahui bahwa curah hujan tertinggi pada bulan Desember (350 mm) dan terendah pada bulan September (10 mm), sedangkan pada bulan-bulan lainnya curah hujan merata (berkisar) antara 50 - 200 mm) sehingga mempengaruhi pada pola tanam

2.2.5 Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Bagan kecenderungan dan perubahan bermanfaat untuk mengetahui kecenderungan perubahan perilaku masyarakat petani di wilayah tersebut. Bagan kecenderungan dan perubahan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bagan Kecenderungan dan Perubahan WKPP Gempolkarya Tahun 2010
Jenis Usaha Tahun Catatan
2006 2007 2008 2009 2010
Tenaga Kerja ** ***** ****** ******* ******* Tenaga kerja terutama remaja banyak yang menjadi buruh pabrik
Kepemilikan Lahan ******* ******* ***** ***** ***** Kepemilikan lahan semakin sempit karena dibagikan kepada anak-anaknya
Varietas yang ditanam **** **** ****** ****** ****** Penggunaan benih bersertifikat meningkat
Penduduk Pendatang ** *** ****** ****** ****** Penduduk pendatang meningkat
Penggunaan Lahan Pertanian ****** ****** **** *** ** Penggunaan lahan pertanian berkurang akibat alih fungsi

Perilaku masyarakat di WKPP Gempolkarya dari tahun ke tahun ternyata memiliki kecenderungan yang baik meskipun penggunaan lahan pertanian semakin berkurang tetapi dalam penggunaan benih bersertifikat meningkat.

2.2.6 Diagram Venn

Diagram Venn atau disebut juga bagan hubungan kelembagaan dibuat untuk mengetahui hubungan, pengaruh kedekatan serta manfaat suatu kelembagaan formal dengan masyarakat. Informasi yang diperoleh adalah jenis kelembagaan, peranan dan hubungan dengan masyarakat serta akses dan kontrol terhadap kelembagaan. Diagram Venn di WKPP Gempolkarya tahun 2010 tertera pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Venn WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Tahun 2010
Masyarakat WKPP Gempolkarya pada dasarnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan gapoktan, poktan dan PPL karena ketiga lembaga tersebut sangat berguna bagi mitra usaha kegiatan sehari-hari. Hubungan terhadap PKK, SD, Puskesmas dan pemerintah desa dalam rangka sosialisasi sosial, peningkatan sumber daya manusia dan kesehatan.


2.2.7 Bagan Arus Masukan dan Keluaran
Pembuatan diagram arus masukan dan keluaran (diagram alir) bertujuan untuk mengetahui alur suatu sistem tertentu misalnya alur produksi pertanian, pemasaran, sistem pengelolaan usaha, teknologi lokal dan lain – lain. Bagan arus masukan dan keluaran disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Arus Masukan dan Keluaran Produksi di WKPP Gempolkarya Tahun 2010

2.2.8 Penelusuran Arus Sejarah

Tujuan dari penelusuran sejarah adalah untuk mengetahui asal-usul suatu wilayah serta perkembangan masyarakat. Informasi yang diperoleh adalah sejarah desa, budaya dan perkembangan budidaya/usaha masyarakat suatu wilayah. Penelusuran alur sejarah WKPP Gempokarya tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penelusuran Alur Sejarah WKPP Gempokarya Tahun 2010
No Tahun Perkembangan
1 1984 Terbentuknya Desa Gempolkarya dan Desa Sumurlaban hasil pemekaran Desa Kampungsawah Kecamatan Rengasdengklok.
2 1985 Usaha tani dan penerapan teknologi yang dilakukan belum ada perubahan. Desa dipimpin oleh Kades oleh H.Sailam (Gempolkarya) dan Jakam (Sumurlaban)
3 1994 Usaha tani dan penerapan teknologi yang dilaksanakan belum banyak mengalami perubahan. Kades diganti oleh H.Sailam
4 1998- 2007 Usaha tani dan teknologi yang dilaksanakan mulai meningkat beberapa bantuan alsintan. Kades H.Sailam terpilih kembali menjadi Kades. Yang kemudian di ganti oleh Rasjan setiadji (desa Gempolkarya). Pjs. Ali (ds. Sumurlaban)
5 2009 s/d sekarang Usaha bidang pertanian terutama padi sudah menggunakan teknologi seperti Tanam Benih Langsung (Tabela) dan Sistem Legowo. Akhir tahun 2009 Kades diganti oleh Acep (Gempolkarya) dan Tamin A Pramudja (Sumurlaban).

Hasil penelusuran sejarah terhadap Desa Gempolkarya dan Desa Sumurlaban, adalah terjadi proses perkembangan desa secara bertahap. Hal ini ditujukan dengan pemekaran desa induk menjadi desa baru. Terjadinya desa tersebut dalam rangka untuk mempermudah rentang kendali pemerintah desa, sehingga pembangunan desa dapat lebih cepat dilaksanakan.
Proses pemekaran desa terlihat ada kemajuan yang cukup baik apalagi perubahan-perubahan itu mengarah pada peningkatan mutu pelayanan pemerintah kepada masyarakat seiring dengan pertumbuhan kelembagaan desa.

2.2.9 Penetapan Masalah dan Peringkat Masalah

Penetapan masalah dan peringkat maasalah bertujuan untuk mengetahui prioritas masalah dan potensi terutama untuk menentukan pilihan usaha dan pilihan teknologi. Penetapan masalah dan peringkat masalah dapat dilihat pada Tabel. 7.


Tabel 7. Penetapan masalah, Priorotas dan Aspirasi di WKPP Gempolkarya Tahun 2010
No Jenis Instumen Masalah Potensi Aspirasi
1 Peta Desa • Jalan di Poktan Pangkalanjaya untuk ke usahatani dan pemukiman belum ada
• Saluran pemasukan air di Poktan Banyu asih mengalami pendangkalan sehingga pada musim kemarau terjadi kekeringan dan pada musim penghujan terjadi kebanjiran.
Pemasaran lebih lancar
Transformasi lancer

Petani dapat menentukan masa tanam dengan tepat waktu.
Hasil produksi bias meningkat - Padat Karya
- Pengerasan/turap jalan

- Padat Karya
- Pengerukan
- Perbaikan saluran dgn program JITUT
2 Transek Lahan Eks Pertamina belum dimanfaatkan secara optimal Bisa dikembangkan untuk
untuk tanaman palawija - Kemitraan usaha
- SL – PTT
3 Kalender harian Peran serta ibu dan anak dalam berusahatani sangat rendah. Anak-anaknya banyak bekerja di pabrik Peran serta ibu dan anak masih dapat dioptimalkan
dalam berusahatani sehingga waktu lebih produktif - Pengertian ibu dan anak dalam
membantu bapak berusaha
tani perlu diitingkatkan

4 Kalender musiman
Masih tertumpu ke tanaman padi bisa dikembangkan tan. lain
yang dapat meningkatkan pendapatan - Kemitraan usaha
- Penerapan pola tumpangsari
5 Bagan Kecenderungan dan Perubahan - - -
6 Diagram Venn Akses petani ke pasar
sangat jauh - Gapoktan dan poktan
sudah ada - Fasilitas Gapoktan ke da lam
bagan keuangan mikro.

7
Mata Pencaharian Banyak pemuda-pemudi yang belum termotivasi ke usaha tani melainkan menjadi buruh pabrik Sumber daya manusia tersedia Usaha pengolahan hasil pertanian akan tercipta
8 Bagan Arus Masukan dan Pengeluaran Hasil produksi petani ikan belum optimal Dengan sumber daya yang ada produksi perikanan dapat lebih ditingkatkan dan berorientasi pasar Pengetahuan petani ikan tentang pengelolaan usaha perikanan dapat ditingkatkan dengan dukungan pihak terkait
9 Penelusuran alur Sejarah - Tokoh-tokoh masyarakat masih ada Menggali sumber-sumber sejarah sehingga dapat dibukukan

3. KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN DAN TUJUANNYA

3.1 Rencana Kegiatan Kelompok

Rencana Kegiatan Kelompok (RKK) merupakan rencana kegiatan yang disusun oleh kelompok tani secara musyawarah kelompok yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani yang telah direncanakan. Langkah-langkah penyusunan RKK sebagai berikut :
1) mengumpulkan kelompok tani dan pengurus untuk mengkaji RAK masing-masing;
2) membuat daftar jenis usaha tani, kegiatan usaha tani dan masalah yang sama;
3) inventaris kebutuhan saprodi;
4) menyusun jadwal secara bersama-sama untuk usaha tani yang sama. Rencana Kegiatan GAPOKTAN SRIMADANI desa Gempolkarya dan KARYAMANDIRI desa Sumurlaban WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 8 (Lampiran).

3.2 Penyusunan PPTD

Langkah-langkah penyusunan Programa Penyuluhan Tingkat Desa (PPTD) adalah sebagai berikut :
1) merumuskan tujuan;
2) menyusun daftar kebutuhan penyuluhan di desa;
3) menyusun perencanaan kegiatan dan metode penyuluhan yang digunakan;
4) kebutuhan alat dan bahan yang digunakan


4. HASIL RKPD

Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD) WKPP Gempolkarya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang tahun 2011 merupakann rencana kerja yang disusun secara sistematis melalui proses pengkajian yang didasari oleh partisipasi masyarakat desa. RKPD ini akan menjadi acuan/pedoman dalam melaksanakan kegiatan usaha pertanian dan perikanan di WKPP Gempolkarya. Hasil penyusunan RKPD selengkapnya disajikan pada Tabel 9 (Lampiran) .


DAFTAR PUSTAKA

[STPP] Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor, 2009. Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Umum Bagi Penyuluh Pertanian Ahli. Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian. Bogor.
[BP3K] Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Tirtajaya, 2010. Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Cibadak. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)

0 komentar: